Kategori

Sabtu, Mei 28, 2011

Senja Tadi di Tepi Musi : part 2

Gelagat sungai makin surut,
karena tabir terbuka dalam gelisah,
semisal hujan tak menghampiri,
semisal air tak lagi mengaliri..

Angin ! Badainya zaman !
telah ia porak porandakan taman bunga teduh,
bunga-bunga jiwa terhempas..

Angin ! Badainya musim !
telah ia hancurkan dangau sepi,
semesta asa jiwa terlepas..

lalu, riuh rendah sapa camar,
mengajak buih menepi,
membelai pinggir sungai samar..

Serupa sungai yang surut aku sembunyi,
menjauh, menunggu saat untuk melangkah,
menarik diri, lalu pergi..
berlari..

telah ia tinggalkan satu musim,
entah kapan akan kembali berganti,
menunggu waktu untuk hujan datang kembali..

maka, ku titipkan senyum kabut,
untuk menyampaikan rindu bumi pada samudera,
rindu tanah pada cahaya,
atau gelagat air pada batu,
di tepi sungai ini..

kepadamu..yang menyimpan hamparan laut..
dalam diam mu..


(JS)
Palembang, 01/08/2010 pk.22.23 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar